Sabtu, 07 Maret 2009

1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di dunia ini, dengan adanya suatu sistem jaringan semua komputer dapat saling terhubung, berbagi data, tukar menukar informasi, berkomunikasi dan untuk bisnis ataupun untuk Pertahanan Negara. Pada mulanya jaringan internet dibangun hanya untuk Pertahanan Negara tepatnya pada waktu terjadi perang dunia, tapi mereka yang telah membangun jaringan tersebut tidak terpikir kalau jaringan internet akan dapat berguna lebih dari yang mereka bayangkan. Seperti yang terdapat dalam buku Cisco “The Internet was developed to provide a communication network that could continue to function in wartime”. Contoh dari perkembangan internet sekarang, kita hampir setiap hari, setiap waktu, setiap menit, bahkan setiap detik menggunakan fasilitas internet untuk kepentingan bisnis, pendidikan, sosial, dan lain-lain.
Dalam suatu sistem jaringan ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan salah satunya pemilihan penggunaan media. Media merupakan salah satu faktor yang mendukung baik tidak baiknya suatu sistem jaringan tersebut. Pada suatu media jaringan terdapat beberapa jenis yang biasanya digunakan, antara lain kabel tembaga, fiber optic dan wireless (jaringan tampa kabel). Disini penulis akan membahas pemilihan penggunaan media yang tepat untuk suatu jaringan pada LAN (Local Area Network). Pemilihan ini merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin membangun suatu jaringan khusunya pada LAN. Contohnya seperti warnet (Warung Internet). Tapi masih banyak orang yang menyepelekan hal seperti ini, mungkin karena ketidak pahaman mereka mengenai pemilihan penggunaan media pada suatu jaringan. Oleh karena itu, penulis memilih judul Pemilihan Penggunaan media yang tepat untuk suatu jaringan pada LAN.

1.2 Perumusan masalah
Bagaimanakah memilih penggunaan media yang tepat untuk membuat suatu jaringan pada LAN?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui media yang seperti apa yang pantas untuk membangun suatu jaringan khususnya pada sebuah Local Area Network dan yang memenuhi International ISO (Standar Operation).


2. PEMBAHASAN
2.1 Teori

Berikut ini menjelaskan tentang penggunaan berbagai tipe media yang mendukung jaringan internet menurut cisco.
Media jaringan yang biasa digunakan ada tiga jenis, antara lain:
1.Copper media
Copper media dibagi menjadi dua jenis:
Coaxial cable
Twisted Pair cable
Twisted pair cable dibagi dua jenis:
- STP (Shield twisted pair)
- UTP (Unshield twisted pair)
UTP dibagi lagi menjadi 3 jenis:
* Kabel straight
* Kabel cross over
* Kabel roll over
2.Optical media
Teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:
Single mode
Multi mode

3.Wirelees media

Copper media atau media kabel itu paling banyak digunakan pada jaringan LAN

Coaxial Kable
Coaxial kable harganya lebih murah dari kabel Fiber Optic dan teknologinya juga tidak asing lagi. Coaxial kable sudah digunakan selama puluhan tahun untuk berbagai jenis komunikasi data dan biasanya ini digunakan untuk kabel antenna TV.



Contoh gambar coaxial cable

Coaxial kable memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan untuk penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang transmisi dan penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal sebagai thicknet. Thicknet menggunakan spesifikasi Ethernet 10 base 5 (kecepatan 10 Mbps dengan jarak 500 meters), thinnet menggunakan 10 base 2 (kecepatan 10 Mbps dengan jarak 200 Meters), dan 10 Base-T (kecepatan 10Mbps dengan jenis kabel twisted pair).

Twisted Pair cable
STP (Shield Twisted Pair)
Media ini banyak dipakai untuk kondisi khusus. Misalnya pada kapal laut, pengeboran lepas pantai. Sehingga instansi-instansi khusus saja yang membutuhkan media ini sebagai media transmisi.
Kabel STP ini pemasanganya lebih rumit dari pada UTP dan relative lebih mahal. Kabel STP mempunyai hambatan 150 ohm. Dapat mengurangi interpretasi elektromagnetik karena terdiri atas beberapa lapisan.
Lapisan pada STP:
1.Outer jaket atau lapisan terluar
2.Overall shield
3.Pair shield
4.Twisted pair
5.Plastic insulation



UTP (Unshield Twisted Pair)
Kabel straight
Beberapa fungsi dari kabel straight:
a. Untuk menghubungkan antara PC ke hub
b. Untuk menghubungkan antara PC ke switch
c. Untuk menghubungkan antara switch ke router
d. Untuk menghubungkan antara hub ke router



Contoh gambar penggunaan kabel straight-through dari switch ke PC
Pemasangan kebel straight harus benar, bila pada source suatu kabel pin1 maka pada destination harus diletakan pada pin1, ilustratrasinya dapat dilihat dari gambar berikut :



Dari gambar diatas dapat dijelaskan jika pin1 tersebut berwarna kuning maka pin1 yang merupakan destination harus berwarna kuning juga.
Kabel cross over
Fungsi dari kabel cross over:
a.Untuk menghubungkan PC ke PC
b.Untuk menghubungkan hub ke hub
c.Untuk menghubungkan switch ke switch
d.Untuk menghubungkan hub ke switch



Contoh gambar penggunaan kabel crossover dari switch ke switch
Cara pemasangan kabel cross over:



Kabel Roll Over
Kabel roll over ini biasanya digunakan untuk mengkonsole pada router, hub ataupun switch.
Pemasangan kabel roll over semua pin dibalik:



UTP category 5 dan 5e sampai sekarang merupakan media kabel utama yang paling banyak dipakai karena harganya relatif lebih murah dan banyak terdapat di pasaran.
Lapisan pada UTP :
1.Outer jacket
2.Twisted pair
3.Plastic insulation



Fiber Optic
Teknologi yang terbilang canggih dan mahal membuat media komunikasi fiber optik menjadi pilihan utama bagi pengguna yang menginginkan kualitas prima dalam berkomunikasi.
Kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang dapat mentransmisi cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini lebih mahal. Namun, fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap interferensi elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Sebagai gantinya, sinyal yang mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya.
Single Mode
Media ini banyak dipakai untuk transmisi serat optic yang membutuhkan jarak tempuh yang jauh antar aktif device. Misalnya digunakan oleh ISP (penyedia jasa internet) yang mempunyai jalur khusus ke-gateway-gateway dunia. Media ini menawarkan kecepatan yang tinggi seperti bandwith fiber optic pada umumnya, tetapi dengan kapasitas jarak antar benua. Sekitar 20% dari traffic internet di dilayani oleh Fiber Optic jenis ini. Pengerjaan media jenis ini sangat sulit dan membutuhkan keahlian khusus oleh orang-orang yang bersertifikasi (sebaiknya). Selain harus dipertimbangkan kesulitan untuk menyambung Single Mode Fiber apabila karena sesuatu hal putus ditengah jalan. Kabel single mode dapat menjangkau jarak yang lebih jauh dan hanya mengirim satu sinyal pada satu waktu. Kabel single mode dapat menjangkau ratusan kilometer.
Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau 1550 nanometer.



Contoh gambar singelmode

Multi Mode
Kabel multimode mengirim sinyal yang berbeda pada saat yang bersamaan, mengirim data pada sudut refraksi yang berbeda pada saat yang bersamaan. Kabel multimode biasanya hanya mencapai 550 meter atau kurang.
Teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.
Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer.



Contoh gambar multimode

WIRELESS
Berikut ini adalah standard yang umum digunakan bagi indoor .computer wireless network.
1. 802.11 Memiliki kecepatan 1 – 2 Mbps dan terletak pada frekwensi 2,4 Ghz
2. 802.11a memiliki kecepatan 54Mbps dan mengunakan frekuensi tinggi pada 5Ghz sangat baik untuk kemampuan tranfer data besar, serta harganya juga mahal dan jaraknya dengan frekuensi 5GHz konon lebih sulit menembus ruang untuk kantor.
3. 802.11b mengunakan frekuensi 2.4GHz. memiliki kemampuan tranmisi standard dengan 11Mbps atau rata rata 5MBbit/s yang dirasakan lambat, mendouble (turbo mode) kemampuan wireless selain lebih mahal tetapi tetap tidak mampu menandingi kemampuan tipe a dan g.
4. 802.11b Mengunakan frekuensi 2.4GHz, mampu mentransmisi 54Mbps bahkan dapat mencapai 108Mbps bila terdapat inisial G . Secara teoritis mampu mentranfer data kurang lebih 20Mbit/s atau 4 kali lebih baik dari tipe b dan sedikit lebih lambat dari tipe a.
Jaringan tanpa kabel sebenarnya tidak sesulit sistem cable network bahkan lebih mudah. Sistem jaringan WIFI atau Wireless tidak memerlukan penghubung cable network antara computer, dengan jaringan tanpa kabel hanya dibutuhkan ruang atau space dimana jarak jangkau jaringan dibatasi kekuatan pancaran signal radio dari masing masing computer.
Keuntungan pada sistem access point (AP mode):
1.Untuk sistem AP dengan melayani banyak PC tentu lebih mudah pengaturan dan computer client dapat mengetahui bahwa disuatu ruang ada sebuah hardware atau computer yang memancarkan signal Access Point untuk masuk kedalam sebuah network .
2.Bila mengunakan hardware khusus, maka tidak diperlukan sebuah PC berjalan 24 jam untuk melayani network. Banyak hardware Access point yang dihubungkan ke sebuah hub atau sebuah jaringan LAN. Dan computer pemakai WIFI dapat masuk kedalam sebuah jaringan network.
3.Sistem security pada model AP lebih terjamin.

2.2 Pembahasan Masalah
Berdasarkan dari teori diatas, yang menjelaskan spesifikasi masing – masing dari media, baik dari keuntungan maupun kekurangannya. Kita dapat mengetahui, media yang seperti apa yang paling pantas untuk membuat suatu jaringan khususnya pada LAN. Dari penjelasan tersebut terdapat dua media yang pantas untuk dipilih. Yaitu, kabel tembaga STP, UTP dan Wireless. Kenapa fiber optic saya nyatakan sebagai media yang kurang pantas? Karena dari jarak untuk sebuah jaringan LAN hanya 0.1 s.d. 1000 meter, tapi kalau untuk warnet hanya 10 meter. Jadi, bila kita menggunakan fiber optic kita telah melakukan suatu hal yang bisa disebut pemborosan. Pemborosan ini lebih ditekankan terhadap harga. Tapi bukan tidak mungkin seseorang menggunakan fiber optic.
Pemilihan kabel tembaga jenis STP memang pantas, kenapa? Karena harganya lebih murah dari pada fiber optic, memiliki tingkat keamanan yang lebih dibanding UTP. Tapi, cara penginstalannya cukup rumit.
Pilihan kedua, kabel tembaga jenis UTP. Kabel jenis ini pantas juga. Kenapa? Karena harganya lebih murah disbanding dengan yang lain, mudah dalam penginstalannya. Tapi tingkat keamanannya kurang baik.
Pilihan ketiga wireless. Kenapa? Karena dapat lebih mudah dalam pemasangannya. Tapi harganya lumayan mahal.

2.3 Kesimpulan
Jadi, bila kita ingin membuat suatu jaringan khususnya pada LAN kita perlu perhitungkan harganya terlebih dahulu. Jika harga tidak menjadi masalah kita perhitungkan kualitasnya, dan bila kualitas juga bukan menjadi suatu permasalahan bagi anda maka perhitungkan penampilannya.




DAFTAR PUSTAKA

Cisco. 2003. Networking Media, (online), (http\\www.ilkom.unsri.ac.com, 27 Mei 2007)
Cisco. 2003. TCP/IP Protocol Suite and IP Addressing, (online), (http:\\www.ilkom.unsri.ac.com, 27 Mei 2007)